Senin, 20 Oktober 2008

HASIL TAMBANG

EMAS


Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan
mudah ditempa, kekerasannya
berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat
jenisnya tergantung pada jenis
dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.
Mineral pembawa emas
biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan
(gangue minerals). Mineral ikutan
tersebut umumnya kuarsa, karbonat,
turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil
mineral non logam. Mineral pembawa
emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral
pembawa emas terdiri dari emas nativ,
elektrum, emas telurida, sejumlah paduan
dan senyawa emas
dengan unsur-unsur belerang, antimon,
dan selenium. Elektrum sebenarnya
jenis lain dari emas nativ,
hanya kandungan perak di dalamnya >20%.

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau
pengkonsentrasian di permukaan.
Beberapa endapan terbentuk
karena proses metasomatisme
kontak dan larutan hidrotermal,
sedangkan pengkonsentrasian secara
mekanis menghasilkan endapan letakan (placer).
Genesa emas dikatagorikan
menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser
Emas banyak digunakan
sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll.

Potensi endapan emas terdapat
di hampir setiap daerah di
Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau,
Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua.



BATUBARA


Batubara merupakan batuan hidrokarbon padat yang terbentuk
dari tetumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen, serta terkena
pengaruh tekanan dan panas yang berlangsung sangat lama.
Proses pembentukan (coalification) memerlukan jutaan tahun,
mulai dari awal pembentukan yang menghasilkan gambut,
lignit, subbituminus, bituminous, dan
akhirnya terbentuk antrasit.

Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai
ekonomis terdapat di cekungan Tersier,
yang terletak di bagian barat Paparan Sunda
(termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan),
pada umumnya endapan batubara tersebut
tergolong usia muda, yang dapat dikelompokkan
sebagai batubara berumur Tersier Bawah dan Tersier Atas.

Potensi batubara di Indonesia sangat melimpah,
terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera,
sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batubara
walaupun dalam jumlah kecil,
seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.

MANGAN


Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung
dalam kerak bumi. Bijih mangan utama adalah
pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi
oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu.
Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan
kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 – 6,
berat jenis 4,8, massif, reniform,
botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang
berstruktur fibrous dan radial. Mangan
berkomposisi oksida lainnya namun berperan
bukan sebagai mineral utama dalam
cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit,
dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi
karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit
yang berkomposisi silika.

Cebakan mangan dapat terjadi
dalam beberapa tipe,
seperti cebakan hidrotermal, cebakan sedimenter,
cebakan yang berasosiasi dengan aliran
lava bawah laut,
cebakan metamorfosa, cebakan laterit dan
akumulasi residu.
Sekitar 90% mangan dunia digunakan
untuk tujuan metalurgi,
yaitu untuk proses produksi besi-baja,
sedangkan penggunaan mangan untuk
tujuan non-metalurgi antara lain untuk
produksi baterai kering, keramik dan
gelas, kimia, dan lain-lain.

Potensi cadangan bijih mangan di
Indonesia cukup besar,
namun terdapat di berbagai lokasi yang tersebar
di seluruh Indonesia. Potensi tersebut
terdapat di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau
Kalimantan, Pulau Sulawesi,
Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.



PASIR BESI






Secara umum pasir besi terdiri dari mineral
opak yang bercampur dengan butiran-butiran
dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit,
feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin.
mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous
magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit,
Titaniferous magnetit adalah bagian yang
cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit.
Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari
batuan basaltik dan andesitik volkanik.

Kegunaannya pasir besi ini selain untuk industri
logam besi juga telah banyak dimanfaatkan
pada industri semen
Pasir besi ini terdapat seperti di Sumatera, Lombok,
Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor.



PERAK




Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu
bersama-sama dengan logam emas,
yang mempunyai warna putih.
Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung
perak adalah Perak alam (Ag), Argentite (Ag2S),
Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2 S11),
Proustite (Ag2 As S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3).
Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan
hydrothermal yang mengisi rongga-rongga.

Kegunaannya adalah untuk perhiasan,
cindera mata, logam campuran, dll.
Potensinya selalu berasosiasi dengan
logam lainnya seperti emas dan tembaga















  1. Statistik
  2. Potensi
  3. Profil Perusahaan